Cegah DBD Kepala Puskesmas Sukadami Ajak Masyarakat Budayakan PHBS

KABUPATEN BEKASI DapurBerita.com – Mengantisipasi terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD) pada keluarga dan lingkungan sekitar, Kepala Puskesmas Sukadami, dr Adi Pranaya, mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mengetahui apa itu DBD, bagaimana tanda atau gejala yang muncul serta pencegahan seperti apa yang harus dilakukan.

“Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah komplikasi dari demam dengue yakni demam yang disebabkan nyamuk Aedes Aegipti yang dimana setiap orang tergigit itu akan menjadi demam dan terinfeksi virus dengue,” kata Adi Pranaya, ditemui pada Selasa (23/04/2024).

Adi Pranaya menyampaikan, gejala yang terjadi adalah sakit kepala, ulu hati yang sakit, mual, muntah, kadang mencret dan juga kondisi tubuh yang relatif sakit seperti break bond fever atau demam seperti patah tulang. Dan ketika kondisi tersebut tidak ditangani dengan baik, seperti berobat ataupun dirawat maka kondisinya akan makin turun.

Baca juga :  Perkuat Hubungan Industrial, Pemkab Bekasi Pelopori Hari Pekerja Indonesia

“Jadi sebenarnya untuk gejala pasti sama cuma dalam hal untuk menceritakan sakitnya itu berbeda tiap anak dan orang dewasa. Maka kita harus melihat tanda-tanda umum yaitu pertama gejala tadi 2-4 hari, kemudian tambah turun, tambah drop, terdapat bintik-bintik merah di siku namanya pteque (bercak perdarahan) itu timbul pada kejadian demam berdarah,” lanjutnya.

Apakah Demam Berdarah Dengue dapat menular dari manusia ke manusia, dr Adi Pranaya mengatakan, jawabannya tidak. Karena yang menularkan ini adalah nyamuk yang sudah mengandung virus aedes aegipti sehingga gigitan nyamuk yang dari penderita kemudian menggigit orang yang tidak menderita barulah tertular.

“Jadi kalo orang ke orang itu tidak ada, kenapa? ini namanya penyakit zoonis, penyakit yang ditularkan oleh binatang bukan penyakit manusia ke manusia,” jelasnya.

Baca juga :  Jalannya Mulus dan Terang Benderang, Warga Desa Sukajaya Tak Khawatir Bepergian Malam Hari

Adapun langkah pencegahan yang dapat dilakukan, dr Adi Pranaya menyebutkan, selain merekomendasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga, Jumantik, 3M plus, selanjutnya juga harus dengan fogging. Namun yang harus diingat fogging hanya membunuh nyamuk dewasa bukan jentik nyamuk.

“Tentu saja kami menganjurkan untuk bapak dan ibu atau anak-anak dirumah, pastikan menjadi juru pemantau jentik (Jumantik) mandiri dengan cara setiap genangan-genangan di rumah khususnya kamar mandi, tanaman-tanaman, selokan atau di tempat tandon air yang mungkin tidak digunakan setiap hari sehingga tidak mungkin terkuras maka tutupi kalau sudah ditutup dikubur dibersihkan, ini semua bersembunyi ditempat-tempat bersih, tempat gelap dan tempat gantungan baju yang tidak terpakai,cuci lipat atau gantung tidak lama-lama,” terangnya. (Hans)

Baca juga :  Nesia Viviyanti Sitompul Sabet Medali Emas Olimpiade Nasional Sains dan Kedokteran

You May Also Like