JAKARTA EditorPublik.com – Pemerintah mendorong guru dan tenaga kependidikan menanamkan revolusi mental melalui pendidikan karakter. Dilansir dari nasional.kompas.com, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Didik Suhardi mengatakan, penanaman nilai-nilai revolusi mental harus dilakukan dari jalur pendidikan dan nonpendidikan.
“Dalam dunia pendidikan, proses transfer knowledge ialah dari pendidik. Kalau pendidiknya tidak berkarakter, tidak punya hal-hal atau nilai-nilai yang mencerminkan perubahan revolusi mental tentu itu tidak bisa ditularkan kepada peserta didik,” kata Didik, dikutip dari siaran pers, Jumat (1/10/2021).
Ia mengatakan, nilai-nilai revolusi mental harus dimiliki para guru agar bisa disalurkan kepada para peserta didiknya. Beberapa nilai revolusi mental yang harus dimiliki itu adalah integritas, etos kerja, dan gotong-royong.
“Nilai-nilai itulah yang diharapkan dapat ditularkan kepada peserta didik sehingga membentuk karakter kuat generasi Indonesia,” kata Didik.
Pendidikan karakter tersebut, ujar dia, harus dimulai sejak pendidikan anak usia dini (PAUD). Hal-hal yang dapat diajarkan antara lain cara bersosialisasi, berkomunikasi, interaksi, dan kemampuan menjadi anak mandiri dalam segala hal.
Begitu pun di SD, muatan karakternya dinilai masih sangat besar yakni antara 60-70 persen, SMP 40-50 persen, dan SMA 20-30 persen.
“Setelah di pendidikan tinggi maka sifatnya harus sudah implementasi dari karakter-karakter yang sudah diajarkan sejak PAUD hingga pendidikan menengah,” kata dia.
Didik memastikan, saat ini pemerintah fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melakukan gerakan revolusi mental yang berperan untuk mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup. Tujuannya adalah agar masyarakat Indonesia dapat berdikari, berdaulat, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
“Bagaimana pun, pendidikan terutama guru atau para pendidik menjadi ujung tombak keberhasilan pencapaian revolusi mental,” ucap dia. (Msk)