SDN Wanasari 01 Wakili Jawa Barat Raih Penghargaan Sadar Literasi dan Numerasi Kemendikbudristek RI

KOTA BEKASI DapurBerita.com – SDN Wanasari 01 Bekasi  berhasil menjadi salah satu sekolah yang mewakili Provinsi Jawa Barat memperoleh piagam penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI). Penghargaan ini masuk kategori Sadar Literasi Numerasi pada kegiatan Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran tahun 2024.

Apresiasi yang membanggakan tersebut, diberikan oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan dalam rangka mendorong penguatan literasi dan numerasi melalui penumbuhan minat baca serta penguatan pembelajaran dan asesmen, Project Management Office (PMO) PDM-10 Pemulihan Pembelajaran.

Kepala Sekolah SDN Wanasari 01, Sulistyowati, mengaku bersyukur dan terharu atas capaian prestasi yang membanggakan sekolahnya tersebut. Mengingat, SDN Wanasari 01 merupakan salah satu dari 58 penggerak literasi dan numerasi se-Indonesia yang berhasil menjadi penerima Apresiasi Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran Tahun 2024.

Baca juga :  Mudahkan Pelaku Usaha Miliki Bapenda Pemkab Bekasi Launching Inovasi Tax SurveyPemerintah Kabupaten Bekasi melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Meluncurkan Aplikasi Tax Survey, sekaligus menyelenggarakan sosialisasi Peraturan Bupati Bekasi nomor 29 Tahun 2024 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah, yang berlangsung di Hotel Holiday Inn Jababeka, Cikarang Selatan, pada Senin (04/10/2024). Pj Bupati Bekasi Dedy yang membuka langsung kegiatan tersebut mengatakan, Pemkab Bekasi mengapresiasi langkah inovatif Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bekasi yang telah mengembangkan aplikasi Tax Survey. Sehingga saat ini tahapan pendataan dan pemetaan pajak dapat dilakukan secara digital guna meningkatkan akurasi dan akuntabilitas data yang dihasilkan. "Penerapan Tax Survey ini tentunya membantu pemerintah daerah didalam penggalangan serta peningkatan pendapatan asli daerah. Aplikasi ini mengintegrasikan seluruh aktifitas adminsitrasi perpajakan secara cepat, efisien, sehingga diharapkan mampu meningkatkan potensi penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bekasi," ungkapnya. Dedy Supriyadi mengatakan, pajak daerah sendiri merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang sangat penting bagi pembiayaan pembangunan di Kabupaten Bekasi. Karena itu, pengelolaannya harus dilakukan secara tertib, prosedural dan administratif. "Tentunya kami berharap agar seluruh pemangku kepentingan dapat berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan Perbup mengenai ketentuan pemungutan pajak daerah tadi, dan juga penggunaan aplikasi ini demi mencapai optimalisasi pendapatan daerah yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bekasi," harapnya.. Sementara itu, Kepala Bapenda Kabupaten Bekasi, Ani Gustini menjelaskan aplikasi Tax Survey ini diperuntukkan bagi surveyor untuk mendata atribut serta mendigitalisasi objek pajak dengan pendekatan GPS secara realtime, yang bermanfat untuk meningkatkan kualitas data objek dan subjek PBB-P2 di wilayah Kabupaten Bekasi. "Kalau kemarin pembayaran sudah menggunakan sistem digital, kali ini Bapenda Kabupaten Bekasi berupaya agar sistem pendataan ini juga digital. Sehingga tidak hanya memudahkan petugas kami ketika di lapangan, namun masyarakat selaku wajib pajak juga dapat mengakses informasi-informasi terkait pajak tersebut," jelasnya. Lebih lanjut, Ani Gustini mengungkapkan, melalui Peraturan Bupati Bekasi nomor 29 Tahun 2024 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah, diharapkan seluruh peserta yang hadir dapat lebih memahami pedoman dalam memungut pajak daerah. Selain itu juga dapat mengoptimalkan potensi pajak yang ada di Kabupaten Bekasi. "Sehingga petugas Bapenda dapat memberikan informasi kepada wajib pajak terkait hak dan kewajibannya secara maksimal, serta dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah khususnya dari pajak PBJT, reklame, air tanah dan sarang burung walet. Dan juga penyelesaian piutang pajak di Kabupaten Bekasi," harapnya. (Hans)

“Sebelumnya kami tidak menyangka, karena ini merupakan awal kami melangkah namun mendapatkan apresiasi langsung dari Kementerian. Tentunya kami sangat bersyukur dan menambah motivasi juga kepada rekan-rekan guru untuk terus memberikan kontribusi terbaiknya dalam bidang pendidikan,” katanya pada Rabu (13/11/2024).

Sulistyowati menerangkan, kreatifitas dan inovasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan oleh rekan-rekan guru dan tenaga kependidikan di sekolahnya kedalam buku berjudul “Grahita”. Kemudian berhasil mencatatkan SDN Wanasari 01 sebagai salahsatu penerima apresiasi penghargaan tersebut.

“Buku Grahita atau dalam bahasa sansekerta yang artinya adalah berfikir atau fikir, adalah sebuah buku yang sangat menarik. Karena berisikan program serta kegiatan unggulan yang dimiliki oleh guru serta tenaga kependidikan yang ada di sekolah kami, yang dapat menginspirasi pembacanya,” jelasnya.

Baca juga :  Dibangunkan WC Sae, Warga Desa Karangsatu Sampaikan Terimakasih kepada Baznas

Lebih lanjut, Sulistyowati menyebutkan, untuk terus meningkatkan literasi dan numerasi kepada siswa-siswanya. Kini pihak sekolah memanfaatkan bantuan buku bacaan bermutu yang diberikan oleh Kemendikbudristek RI kepada SDN wanasari 01 agar menjadi motivasi dan semangat belajar siswa.

“Tak hanya untuk siswa-siswi disekolah kami, kemarin pada saat peluncuran program SREGEP dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, kami juga membuka stand literasi dan numerasi yang menyediakan koleksi buku bacaan berjenjang yang sesuai dengan usia.  Sehingga pembaca tidak bosan atau malas membaca, dan buku-buku tersebut kami peroleh dari sebagai apresiasi dari Kementerian,” katanya.

Kendati disadari bersama, diperlukan kerja keras untuk membangun pendidikan yang lebih baik lagi bagi anak bangsa. Sulistyowati optimis, semangat serta kepedulian bersama yang ditunjukkan oleh seluruh pihak dapat menguatkan peran kita semua dalam peningkatan literasi dan numerasi kedepannya.

Baca juga :  Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi Gelar Bazar Ikan Olahan Produk UMKM

“Memang diawal seperti ada rasa ketakutan, namun kami coba memulai bersama gurunya terlebih dahulu, berliterat, kemudian berfikir, dan menulis. Akhirnya guru merasa mudah menerapkannya kepada siswanya. Karena guru adalah teladan, jadi tidak bisa meminta literasi kepada siswa sedangkan guru tidak memulainya,” tutupnya. (Hans)

You May Also Like